Senin, 12 Maret 2012

Mahfud MD: Pendidikan Pancasila sangat Mendesak

Dengan melihat situasi dan kondisi berbangsa dan bernegara sekarang ini, pendidikan pancasila mendesak untuk dilaksanakan. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menegaskan pendidikan Pancasila sudah sangat mendesak saat ini. Sebab, Indonesia mengarah kepada disintegrasi bangsa. Tanda-tanda berupa disorientasi, distrust (ketidakpercayaan), dan disobidience (pembangkangan) mulai terjadi.


’’Untuk jangka panjang pendidikan Pancasila penting. Sekarang memang sudah dirintis ke kampus-kampus dan sekolah-sekolah. Kemarin Pak Nuh (Mendikbud) sudah menyampaikan hal itu,’’ ungkap Mahfud usai Temu Wicara Kosgoro di Jakarta, kemarin (9/3).

Dilanjutkan Mahfud, untuk jangka pendek yang terjadi konsekuen dengan kondisi. Sekarang ini persoalannya Pancasila yang dianggap sebagai perekat telah terganggu. Hal itu muncul karena gejala disobidience atau orang membangkang.

’’Tiap hari kita lihat pembangkangan kelompok-kelompok masyarakat terhadap aparat pemerintah. Ada yang menghajar polisi, membacok jaksa, menganiaya hakim. Itu pembangkangan. Ada yang membakar kantor bupati dan kantor pemerintahan,’’ terang guru besar politik hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Ia menilai, munculnya pembangkangan tersebut akibat ketidakpercayaan yang meluas terhadap penyelenggara negara. Distrust terjadi karena disorientasi nilai-nilai Pancasila dan kebimbangan dalam memimpin.

’’Ini kepemimpinan dalam berbagai level, bukan satu orang saja. Sekarang terjadi disorientasi. Nah, kalau disorientasi menimbulkan distrust. Distrust nyata menimbulkan disobidience maka kita hati-hati akan disintegrasi,’’ jelas Mahfud dalam acara kerjasama Kosgoro dan MK tersebut.

Untuk mengatasinya, tambah Mahfud, harus ada keteladanan dan ketegasan. Tidak boleh lagi ada manipulasi dalam penegakan hukum. Jangan ada kecurangan-kecurangan politik. Sekarang ini, bagi dia, yang paling jumawa politik. Hal ini harus disadari kalau tidak akan hancur bersama-sama.

’’Dalam waktu panjang pendidikan Pancasila diperkuat. Tapi tidak dalam doktrinasi panjang. Ini saya kira yang penting untuk Pancasila,’’ urainya.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono mengatakan, banyak orang yang sinis terhadap Pancasila. Ini yang membuat pendidikan Pancasila harus diajarkan kembali.

’’Saya setuju sekolah diajarkan pendidikan Pancasila menuju karakter bangsa. Disampaikan materi seperti betul-betul Pancasila dan diketahui maknanya. Tidak hanya Pacasila yang berkaitan budi pekerti,’’ ungkap Agung di depan Mahfud MD.

Mantan Ketua DPR ini berujar, penerapan pendidikan Pancasila jangan lama-lama. Hal ini juga terkait pendidikan karakter bangsa. Seperti kisah yang tidak pernah selesai. Anak-anak diajarkan bagaimana beretika dan berkomunikasi.

’’Saya tidak setuju kalau ada badan khusus yang mengurusnya seperti BP4 di masa lalu. Nanti dia yang mengeluarkan jadwal, kurikulum. Sekian hari keluar dari situ sudah Pancasilais. Lebih baik setiap event bisa dititipkan Pancasila dalam kesehariannya,’’ tegas Agung.

Agung meminta, Pancasila sunggung-sungguh dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Jangan sampai indoktrinasi. Hanya diajarkan searah untuk memperpanjang kekuasaan. ’’Kalau masih seperti itu, maka Pancasila akan ditinggalkan lagi. Harus yang populer sesuai dinamika masyarakat,’’ jelas Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut. (Sumber: JPNN/cdl)

Tidak ada komentar: