Sabtu, 18 Februari 2012

Siswa Asia Lebih Hebat daripada Siswa di Negara Barat

Pendidikan di Indonesia tampaknya akan lebih termotivasi untuk terus tumbuh dan berkembang dengan gaya pendidikan khas Indonesia. Meskipun data penelitian diperoleh dari China dan Korea, Indonesia termasuk populasi yang hampir sama. Berdasarkan laporan BBC, siswa di Asia lebih hebat daripada siswa negara Barat. Dikatakan bahwa siswa sekolah di kawasan Asia berada dalam posisi lebih maju dibanding dengan rekan mereka di negara-negara Barat.

Itulah simpulan penelitian yang dilakukan oleh Institut Grattan di Australia yang  memperlihatkan bahwa siswa yang belajar matematika di Shanghai, Cina, rata-rata lebih maju dua atau tiga tahun dibanding siswa di Amerika Serikat atau Eropa.  Sementara siswa di Korea Selatan lebih maju satu tahun dalam kemampuan membaca.

"Pada saat kekuatan ekonomi bergeser dari Barat ke Timur, demikian juga dengan pencapaian tinggi dalam pendidikan," kata Ben Jensen, Direktur Program Pendidikan Sekolah Institut Grattan dalam pernyatan persnya.

"Pusat dari pencapaian tinggi pendidikan sekarang ada di Asia Timur dan para pendidik di Australia bisa dan harus belajar dari keberhasilan itu," tambahnya.

Dalam laporannya, Institut Grattan menyebutkan empat sistem pendidikan di Asia yang merupakan terbaik di dunia, yaitu Hong Kong, Korea Selatan, Shanghai, dan Singapura.

Selama ini ada istilah Tiger Mothers atau Ibu Harimau yang digunakan untuk merujuk kaum ibu Asia yang menegakkan disiplin belajar yang amat keras kepada anak-anaknya.

Banyak pihak yang berpendapat hal tersebut yang mendorong keberhasilan para siswa Asia di dunia pendidikan.  Namun berdasarkan penelitiannya, Institut Grattan berpendapat Ibu Harimau bukan menjadi faktor utama dari pencapaian tersebut.

"Keberhasilan bukan karena budaya, bukan produk Konfusianisme juga bukan pelajaran menghafal atau Ibu Harimau," tegas Ben Jensen.  Yang menjadi faktor adalah ketegasan, sistem belajar praktis, mentoring, dan para guru.

Penelitian juga membantah anggaran yang lebih besar dan jumlah murid yang sedikit dalam satu kelas akan menjamin pencapaian para siswa.  Sekolah di Shanghai, misalnya, memiliki kelas dengan jumlah 40 siswa namun para guru memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan pelajaran.

Hasil penelitian tersebut tentunya akan lebih memotivasi sekolah di Indonesia untuk taat asas pada pola pendidikan yang berbasis ke_indonesiaan. Jangan memandang bahwa model pembelajaran dari Barat segalanya. (sumber: BBCIndonesia.com)

Tidak ada komentar: